Selasa, 27 Januari 2009

Ada Pelangi di Wonogiri

Libur Lebaran bulan November 2005 lalu, selama seminggu, saya bersama saudara dan seorang teman berziarah ke Jawa Tengah. Bertiga kami menginap di Hotel Sheraton Jogja dan pergi ke Goa Maria yang berada di Tritis, Sendangsono, Weleri, Ambarawa, Bawen, Jatiningsih, Mojosongo

Libur Lebaran bulan November 2005 lalu, selama seminggu, saya bersama saudara dan seorang teman berziarah ke Jawa Tengah. Bertiga kami menginap di Hotel Sheraton Jogja dan pergi ke Goa Maria yang berada di Tritis, Sendangsono, Weleri, Ambarawa, Bawen, Jatiningsih, Mojosongo, Sriningsih, Marganingsih, Wonogiri dan Candi Hati Kudus Yesus, Ganjuran.

Semua Goa Maria yang kami kunjungi selalu saja ada air yang jatuh, entah hujan, entah gerimis, entah air yang jatuh dari pohon, entah hanya beberapa tetes, tapi yang jelas saya selalu merasa ada air saat berziarah. Sebelumnya memang setiap saya ziarah selalu didahului hujan pada hari akan berangkat atau saat berada di goa pertama yang saya kunjungi, dan hal ini terulang lagi sekarang. Bagi saya, ini merupakan berkat dan tanda dari Bunda Maria bahwa Ia selalu hadir dan berada di dekat saya. Hujan yang cukup deras terjadi saat kami berziarah ke tempat terakhir, tempat favorit saya, Goa Maria Ratu Kenya, Wonogiri.

Senang sekali rasanya saat di Wonogiri hujan lumayan deras. Selama perjalanan menuju ke Wonogiri, cuaca cerah. Di mobil saya bertanya-tanya dalam hati, Bunda Maria pasti tahu dong ini tempat favoritku bertemu denganNya, sebanyak apa ya nanti air yang jatuh ke saya? Apakah gerimis atau hanya beberapa tetes air ‘aja? Atau malah ngga ada air sama sekali? Aduuuhh, kalo sama sekali ngga ada air yang jatuh dari surga, terus gimana dong? Apa itu artinya Bunda Maria ngga ada di situ ya? Kan itu tempat favoritku, dan aku pingin ngobrol lama. Aduh, please deh Bundaaa, ada air yang jatuh ya, hujan deras malah lebih bagus.

Tiba di Wonogiri, pas mau turun dari mobil, kami diguyur hujan deras, aduh senangnya saya. Terima kasih Bunda Maria, ini benar-benar hujan berkat. Hujan begitu derasnya sampai kami harus berteduh di warung. Kami meminjam payung dari pemilik warung, biarpun istilahnya pinjam, tapi kami tetap ingin memberikan tip ala kadarnya.

Saya yang tadinya senang diguyur hujan akhirnya jadi ngga sabaran menunggu hujan reda. Dalam hati saya mulai berdoa, Bunda terima kasih banget atas hujannya, ini benar-benar tanda berkat dariMu, Engkau pasti tahu aku sangat senang berada di Wonogiri lagi bertemu denganMu, dan lewat hujan yang deras ini, aku tahu Engkau ingin menunjukkan betapa Engkau ssaaaaaangaatt mencintai dan menunggu aku di tempat ini, tapi Bunda kami musti jalan nih ke goa, tolong dong berentiin hujannya Bunda, udah kelamaan nih nunggunya, gimana niiih, ayo dong Bunda, please deh Bunda! Kurang lebih tiga kali saya berdoa dalam hati seperti itu, eh… tiba2x hujan reda dan berubah jadi gerimis. Kata saudara saya, ternyata kita emang musti minjem payung nih supaya hujannya berhenti, maksudnya dengan meminjam payung berarti kita bagi berkat ke pemilik warung… ya mungkin juga.

Tapi buat saya, yang sejak di mobil sudah cemas dan gelisah jangan-jangan ngga ada air yang jatuh dari surga saat di Wonogiri, hujan deras itu lebih dari sekedar soal pinjem payung atau bagi berkat ke pemilik warung. Bagi saya, betapa Bunda Maria benar-benar hadir dan sangat dekat dengan saya, mengetahui kecemasan, mendengarkan doa serta mengabulkan permintaan saya yang rada maksa itu. Bunda Maria mungkin ngelus dada melihat saya, ini anak tadi kuatir ngga ada hujan, nah ini udah dikasih hujan gede, kok sekarang malah minta hujannya berenti. Tapi toh, Bunda Maria ‘mengikuti’ kemauan saya. Mungkin karena saat berdoa dalam hati, saya merengek-rengek kepada Bunda Maria, seperti anak kecil usia 4 tahun yang minta dibeliin permen, he..he..he.. dikabulkan tuh!!

Ketika pulang, pemandangan setelah hujan sangat indah, dan yang lebih indah lagi ada pelangi di Wonogiri, hadiah dari Bunda Maria.








Melyza
Email: melyz4@yahoo.co.uk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar