Selasa, 27 Januari 2009

Anak Kecil Penjaja Kue

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun
menyantap makanan yang telah dipesan.
Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun
menyantap makanan yang telah dipesan.
Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan
kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak?"
Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang
makan".
Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia
tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut
menjawab "Tidak dek saya sudah kenyang".
Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung
kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah
hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu
kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah". Ini adalah sebuah usaha
yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini.
Saat pemuda tadi beranjak pergidari warung tersebut anak kecil penjaja
kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. "Pak mau beli kue saya?", pemuda
yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian
ia keluarkan uang Rp 1.500,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah
saja.
"Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini
sedekahan dari saya buat adik".
Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada
pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak
dikasih uang kok malah dikasihkan kepada orang lain.
"Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?". Anak
kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu di
rumah, ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya
akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis.
Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu
saya tidak suka saya jadi pengemis".
Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil
penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah
punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia
tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja di
hadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi
ibunya, bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah
melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.
Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil,
bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang
dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan", ia akan
mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.


CATATAN :
Semoga cerita di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya
kerja. Bukan sekadar untuk uang semata. Jangan sampai mata kita menjadi
"hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yg kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalau kita
kerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti akan berarti besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar